Sebelum Anda melakukan instalasi dan konfigurasi server daemon debian 9, ada hal-hal yang dilakukan pasca instalasi debian itu sendiri, yakni meliputi konfigurasi TCP/IP, repositori, locales, bash, hostname dan resolvconf.
1. Konfigurasi TCP/IP
Alamat IP (Internet Protocol Address atau sering disingkat IP) adalah deretan angka biner antara 32 bit sampai 128 bit yang dipakai sebagai alamat identifikasi untuk tiap komputer host dalam jaringan Internet. Panjang dari angka ini adalah 32 bit (untuk IPv4 atau IP versi 4), dan 128 bit (untuk IPv6 atau IP versi 6) yang menunjukkan alamat dari komputer tersebut pada jaringan Internet berbasis TCP/IP.
Pada konfigurasi ini Anda diminta untuk memasukan alamat ip untuk server debian dengan masuk ke user root terlebih dahulu dengan memasukan perintah su , masukan password kemudian ketik perintah dibawah ini untuk mengedit alamat ip.
Kemudian akan muncul tampilan dibawah dan ubah ip interface debian seperti gambar dibawah ini.
Kemudian keluar dengan mengetik ctrl+x dan menyimpanya dengan mengetik y. kemudian enter.
Kemudian jalankan ulang service nya dengan mengetik perintah berikut ini, jika tidak ada failed maka konfigurasi sudah benar, sebaliknya jika failed maka ada kesalahan pada konfigurasi tadi, Anda hendaknya menelitinya terlebih dahulu apakah sudah benar atau tidak.
Kemudian untuk melihat apakah ip sudah berubah ketikan perintah #ip address dan muncul ip yang sudah kita berikan ke interface enp0s3 tadi.
2. Konfigurasi Repositori
Repository adalah suatu kumpulan dari berbagai macam aplikasi atau program untuk sebuah sistem operasi linux atau ringkasnya adalah suatu paket aplikasi dalam distribusi Linux. Repository juga dapat diartikan sebagai paket-paket khusus untuk sebuah program sistem operasi yang selanjutnya paket tersebut di install sehingga memperoleh kinerja yang lebih baik dari sebuah sistem operasi.
Fungsi dari repository adalah sebagai penunjang kinerja dari sebuah program, aplikasi dan sebagainya yang di dapat dari Server Mirror, CD/DVD dan media penyimpanan lainnya.
Dalam sebuah sistem operasi linux terdapat berbagai distro yang telah tersedia. Karena banyaknya distro yang bertebaran, dibuatlah yang namanya repository. Ibaratkan saja repsoitory sebagai paket khusus yang berada dalam distro.
Repository yang berada dalam distro berperan untuk menunjang sebuah program dan aplikasi dari sistem operasi sehingga paket-paket tersebut tidak tercampur dengan paket distro lain.
Kita ambil contoh repository yang terdapat dalam Ubuntu. Terdiri atas 4 area yaitu main, restricted, universe dan multiverse.
• Main adalah software yang didukung secara resmi
• Restricted adalah software yang didukung akan tetapi tidak seutuhnya bebas licensi, ada yang berbayar dan ada yang gratis.
• Universe adalah software yang dikelola oleh komunitas-komunitas ubuntu.
• Multiverse adalah software berbayar/tidak gratis.
Setiap menginstall software di Linux, Linux akan mencari software yang akan diinstall dalam repository. Jika software tersebut sudah ditemukan, proses installasi akan dilanjutkan hingga benar-benar terinstall.
Ada dua macam repositori yang saya ketahui yakni menggunakan DVD dan menggunakan link online yang biasanya disediakan oleh Data Utama Surabaya atau juga bisa lainya, yang dimasukan ke dalam file /etc/apt/sources.list
Berikut daftar link repository Debian 9 lokal maupun nonlokal
Kambing.ui.ac.id
deb http://kambing.ui.ac.id/debian/ stretch main contrib non-free
deb http://kambing.ui.ac.id/debian/ stretch-updates main contrib non-free
deb http://kambing.ui.ac.id/debian-security/ stretch/updates main contrib non-free
Datautama.net.id
deb http://kartolo.sby.datautama.net.id/debian/ stretch main contrib non-free
deb http://kartolo.sby.datautama.net.id/debian/ stretch-updates main contrib non-free
deb http://kartolo.sby.datautama.net.id/debian-security/ stretch/updates main contrib non-free
Debian.org
deb http://security.debian.org/debian-security stretch/updates main contrib
deb-src http://security.debian.org/debian-security stretch/updates main contrib
deb http://deb.debian.org/debian/ stretch-updates main contrib
deb-src http://deb.debian.org/debian/ stretch-updates main contrib
deb http://deb.debian.org/debian/ stretch main contrib
deb-src http://deb.debian.org/debian/ stretch main contrib
Cara konfigurasi repositori menggunakan DVD adalah ketik perintah di bawah ini.
Kemudian akan muncul tampilan ini, kemudian Anda harus memasukan DVD pertama, setelah berhasil lalu ketik enter.
Kemudian ketik perintah eject untuk melepaskan DVD yang telah discan kemudian ambil DVD nya dari PC server.
Lakukan juga pada DVD 2 dan DVD 3.
Kemudian buka file sources.list dengan mengetik perintah dibawah ini
Kemudian akan muncul tampilan seperti dibawah dan pastikan DVD Binary 1, 2 dan 3 ada di dalamnya, kemudian keluar dengan mengetikan perintah ctrl+x.
Jika Anda menggunakan repositori online, maka anda harus memasukan repositori tersebut kedalam file sources.list dan memberikan hastag ‘#’ di depan repositori DVD tadi untuk menonaktifkan repo tersebut, kemudian Anda bisa mengupdate server debian dengan mengetikan perintah berikut.
Kemudian jika ingin meng-upgrade maka ketikan perintah berikut.
3. Instalasi SSH Remote Server
OpenSSH adalah sebuah versi GRATIS dari alat konektivitas SSH yang pengguna teknis Internet mengandalkan. Pengguna telnet, rlogin, dan ftp mungkin tidak menyadari bahwa password mereka ditularkan di Internet tanpa enkripsi, tetapi. OpenSSH mengenkripsi semua lalu lintas (termasuk password) secara efektif menghilangkan pembajakan koneksi, percakapan, dan serangan lainnya. Selain itu, OpenSSH menyediakan kemampuan tunneling aman dan beberapa metode otentikasi, dan mendukung semua versi protokol SSH.
SSH dirancang sebagai pengganti Telnet dan protokol remote shell lainnya yang tidak aman seperti rsh Berkeley dan protokol rexec, yang mengirim informasi, terutama kata sandi, dalam bentuk teks, membuat mereka rentan terhadap intersepsi dan penyingkapan menggunakan penganalisa paket.Enkripsi yang digunakan oleh SSH dimaksudkan untuk memberikan kerahasiaan dan integritas data melalui jaringan yang tidak aman, seperti Internet.
SSH menggunakan kriptografi kunci publik untuk mengotentikasi komputer remote dan membiarkan komputer remote untuk mengotentikasi pengguna, jika perlu.Ada beberapa cara untuk menggunakan SSH; salah satunya adalah dengan menggunakan secara otomatis public-privat key pasangan untuk dengan sederhana mengenkripsi koneksi jaringan, dan kemudian menggunakan otentikasi password untuk login.
Penggunaan yang lain dengan menghasilkan secara manual pasangan public-privat key untuk melakukan otentikasi, yang memungkinkan pengguna atau program untuk login tanpa harus menentukan password. Dalam skenario ini, siapa pun dapat menghasilkan pasangan yang cocok dari kunci yang berbeda (publik dan privat). Kunci publik ditempatkan pada semua komputer yang harus memungkinkan akses ke pemilik private key yang cocok (pemilik menjaga rahasia kunci privat). Sementara otentikasi didasarkan pada kunci privat, kunci itu sendiri tidak pernah ditransfer melalui jaringan selama otentikasi. SSH hanya memverifikasi apakah orang yang sama yang menawarkan kunci publik juga memiliki kunci pribadi yang cocok. Dalam semua versi SSH adalah penting untuk memverifikasi kunci publik yang tidak diketahui, yaitu mengaitkan kunci publik dengan identitas, sebelum menerima mereka dengan valid. Menerima serangan kunci publik tanpa validasi akan mengotorisasi penyerang yang tidak sah sebagai pengguna yang valid.
Karena saat instalasi debian kita sudah menandai SSH server maka otomatis sudah terinstal SSH server pada server debian Anda, jika belum ketikan perintah dibawah ini untuk instalasi.
Anda Juga dapat mengubah port ssh dan melarang untuk login menggunakan root dengan perintah berikut.
Hilangkan tanda hastag “#” pada port 22, kemudian tambahkan angka lagi di belakang 22 semisal 223 untuk mengubah port ssh agar tidak bisa dilacak oleh orang lain.
Kemudian lanjut ke bawah dan temukan “#Permit..” hilangkan hastag kemudian ketik baris seperti gambar dibawah ini agar tidak dapat login menggunakan root.
Jika sudah selesai keluar dengan menekan ctrl+x, kemudian ketik y untuk melanjutkan, lalu enter untuk menyimpan konfigurasi.
Kemudian restart service ssh dengan perintah seperti berikut.
4. Konfigurasi Locales
Biasanya saat instalasi daemon server akan terjadi error karena perbedaan antara bahasa dan lokasi yang telah kita pilih saat instalasi debian yakni bahasa inggris dan lokasi indonesia, maka untuk menhindari terjadinya error maka ketikan perintah dibawah ini.
Kemudian muncul tampilan seperti gambar dibawah ini pilih en_US.UTF-8 UTF-8 dengan cara ketik spasi sampai muncul bintang sebagai tanda.
Kemudian scroll kebawah lagi dan pilih id_ID.UTF-8 UTF-8 ,kemudian tekan enter untuk melanjutkan.
Kemudian langkah selanjutnya pilih en_US.UTF-8 UTF-8, kemudian enter.
Kemudian jika sudah selesai maka akan muncul tampilan seperti gambar dibawah ini.
5. Konfigurasi bash.bashrc
Konfigurasi ini memungkinkan kita mengetik perintah dengan menggunakan tombol tab agar mempercepat pengetikan perintah debian dan menghindari terjadinya salah ketik, edit bash.bashrc dengan mengetikan perintah seperti gambar dibawah ini.
Lalu cari area berikut.
Setelah itu hilangkan hastag kecuali “# enable...”
Kemudian keluar menggunakan ctrl+x , lalu y, kemudian enter.
6. Konfigurasi Hostname
Nama host atau Hostname adalah nama komputer. Pemberian nama ini spesifik, untuk satu komputer tertentu saja dalam suatu jaringan.
Karena sifatnya yang unik, maka dalam satu jaringan tidak boleh ada 2 atau lebih hostname yang sama.
Jika terjadi penamaan yang sama, maka sistem akan memberitahukan bahwa telah terjadi duplikasi nama. Tapi jika komputer tidak saling terkoneksi ke jaringan memberikan nama komputer yang sama tidak masalah.
Ketika memasukan perintah # hostname && hostname –f akan muncul hasil hostname yang tak sama maka dari itu kita harus menyamakan hostname keduanya.
Edit file hostname.
Samakan namanya menjadi smk.id kemudian keluar dan simpan dengan crtl+x, lalu y, kemudian enter.
Kemudian kita beri alamat ip host beserta hostnamenya dengan mengedit file hosts.
Kemudian edit seperti gambar dibawah kemudian keluar dan simpan dengan crtl+x, lalu y, kemudian enter.
Setelah itu restart debian server agar konfigurasi network, bash dan hostname terestart ulang.
Setelah itu cek apakah kita bisa mengetik perintah menggunakan tab, semisal perintah untuk menampilkan tanggal, Anda ketik tiga digit huruf saja seperti ‘dat’ kemudian klik tab jika berubah menjadi ‘date ’ maka berhasil. Kemudian cek hostname jika sama maka sudah berhasil.
7. Instalasi resolvconf
Di beberapa distro FreeBSD, Linux , dan sistem operasi mirip Unix lainnya, program resolvconf menyimpan informasi sistem nama server yang ada yang dikonfigurasi pada file resolv.conf, yang menentukan parameter resolver yaitu Domain Name System (DNS) Sebelum komputer dapat terhubung ke sumber jaringan eksternal berdasarkan namanya, ia harus mengubah nama DNS tersebut (misalnya wikipedia.org ) ke dalam alamat jaringan yang sesuai yang disebut alamat IP (misal, 66.230.200.10 ). Komputer melakukan konektifitas ini dengan menghubungi salah satu dari sejumlah komputer khusus yang disebut server DNS, yang memiliki tabel nama sumber dan alamat IP yang sesuai. Informasi tentang server disimpan dalam file konfigurasi resolv.conf . Namun, ketika beberapa program perlu memodifikasi file resolv.conf secara dinamis karena muncul bersamaan ketika debian memintanya secara otomatis semisal DHCP klien.Untuk mengkonfigurasi DNS pada server debian maka Anda harus menginstal resolvconf.
0 comments: